Air Minum Terkontaminasi Kokain, Bumbu Masakan, dan Zat Kimia

Siapa bilang air minum yang dikonsumsi manusia sudah terjamin aman? Sebuah tim peneliti asal Washington telah menemukan bekas bumbu-bumbu masak dan penyedap rasa dalam air di daerah Selat Puget. Richard Keil yang mengepalai program Suara Rakyat sekaligus Rektor Universitas Washington, melakukan penyelidikan tentang perilaku manusia hingga bisa mempengaruhi kualitas air minum. Keil dan timnya telah mengikuti jejak bahan-bahan makanan ini hingga memasuki selat selama beberapa masa liburan.

Misalnya, pengharum makanan seperti thyme dan sage biasanya digunakan selama perayaan Thanksgiving, penggunaan kayu manis sepanjang musim dingin, coklat dan vanila selama akhir pekan (sepertinya berasal dari pesta yang banyak menghidangkan kue, gulali, dll) dan sisa kue waffel serta karamel jagung menjadi meningkat sekitar pekan keempat bulan juli.

Ketika bumbu-bumbu dan penyedap masakan menggejolak di belahan Amerika Serikat, sebagian besar mereka menggunakan fasilitas saluran pembuangan kotoran melalui air. Di daerah sekitar Selat Puget, tim ini menemukan residu bumbu yang terdapat dalam limbah air dan memasuki lalu lintas perairan selat. Misalnya saja, tim menemukan sekitar 6 miligram panili tiap liter sampel air. Selanjutnya Keil dan rekannya melakukan sebuah percobaan untuk mempelajari apakah bahan-bahan masakan ini merugikan reproduksi gurita di Selat Puget.

Sementara itu, ketika seseorang baru saja mengkonsumsi obat-obatan terlarang, seperti heroin, kokain, ganja, dan ekstasi. Produk keras dari zat-zat ini dilepaskan ke dalam saluran pembuangan air limbah yang berasal dari urin dan tinja orang yang bersangkutan. “Hasil sampingan ini seringkali tidak tuntas dihilangkan selama proses perlakuan pembuangan kotoran, ” jelas Sara Castiglioni dari Institut Penelitian Farmakologi Milan, Italia. Dengan artian bahwa kandungan obat-obatan yang terdapat dalam air limbah dapat memasuki air tanah dan permukaan air tanah, yang secara bersamaan merupakan sumber utama air minum bagi banyak orang.

Misalnya saja, studi yang dilakukan pada 2008 menunjukkan 22 dari 24 sampel air minum ditemukan sebuah hasil sampingan berupa kokain di Spanyol, walaupun sudah melalui penyaringan yang seteliti mungkin dan ada proses perlakuan.

Di samping itu, penelitian sebelumnya telah menyatakan sisa bahan-bahan farmasi melambung tinggi hingga 20 kg mengalir di Sungai Po –sungai terpanjang di Italia – tiap hari. Castiglioni mengatakan bahwa zat-zat ini sungguh termasuk kontaminan yang tidak diketahui, dan mereka muncul sekarang di lingkungan dalam jumlah yang sangat besar, terutama bahan-bahan hasil farmasi.

Untuk membatasi aliran zat-zat ini, beberapa ahli telah menyarankan untuk membuat apotek yang ramah lingkungan, yang akan disediakan bagi pelanggan untuk mengirimkan kembali obat-obatan ke apoteker atau justru ke pembuatnya langsung untuk dibilas atau dibuang ke alam liar.

Aturan EPA (Badan Lingkungan Hidup) saat ini mengatakan bahwa lebih dari 90 kontaminan harus di saring terlebih dahulu di sistem air minum, jelas Cynthia Dougherty, direktur air tanah dan air minum. Dosis tinggi yang secukupnya dalam bahan kimia –ditemukan sekurang-kurangnya 4% dalam air minum di Amerika Serikat – dapat mengurangi pemasukan Yodium pada kelenjar tiroid seseorang. Menurut EPA jika hal ini terus dilakukan dalam jangka waktu yang panjang, pengurangan Yodium dapat memicu hipotiroid.

Menurut Dougherty, setidaknya jika memiliki pemahaman terhadap sumber air minum yang kita minum dan tahu apa yang terjadi, kita menjadi warga yang lebih berpendidikan dalam menghadapi isu-isu ini.

Sumber : http://netsains.com/2009/12/air-minum-terkontaminasi-kokain-bumbu-masakan-dan-zat-kimia/

Komentar

Postingan Populer